Newest Post
Archive for 2017
TEKNIK
DAN PROSEDUR PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SD
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah
Satu Tugas Mata Kuliah
Media Pembelajaran dan TIK
oleh:
Euis Permata (1501020029)
Dewi Kartini (1501020030)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PERJUANGAN
TASIKMALAYA
2017
LEMBAR
PENERIMAAN
Makalah ini
telah diterima pada hari…….. tanggal …….
oleh
Dosen Mata
Kuliah Media Pembelajaran dan TIK,
Lutfi
Nur, M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
yang berjudul “ Teknik dan Prosedur
Pemanfaatan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran SD” Makalah bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Media Pembelajaran dan TIK yang membahas tentang cara mempelajari
lingkungan sebagai media dan sumber belajar.
Dalam
proses penulisan makalah ini, penulis mendapat bimbingan, arahan dan bantuan dari
berbagai pihak sehingga makalah ini dapat terwujud. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.2
Lutfi Nur,
M.Pd sebagai dosen mata
kuliah Media Pembelajaran
dan TIK atas bimbingan dan arahan dalam
menyelesaikan makalah ini;
2.2
rekan-rekan satu perjuangan yang selalu memberikan motivasi dalam
proses penulisan makalah ini.
Makalah
ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan refleksi untuk
meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai media
pembelajaraan di SD. Keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Tasikmalaya, 20 Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1. 2 Batasan Masalah................................................................................... 2
1. 3 Masalah................................................................................................. 2
1. 4 Tujuan................................................................................................... 2
1. 5 Manfaat Makalah.................................................................................. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2 .1 Kajian Teoritis....................................................................................... 4
2. 2 Pembahasan........................................................................................... 4
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
3 .1 Simpulan............................................................................................. 15
3. 2 Saran................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 17
LAMPIRAN................................................................................................... 18
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Siswa harus menggunakan metode menarik dalam
pembelajaran agar tidak terjadi kebosanan. Lingkungan dapat dijadikan sumber
pengetahuan bagi pembelajaran. Lingkungan menyediakan pengetahuan faktual
sehingga anak tidak hanya berimajinasi akan tetapi benar-benar mengalami. Jika
kegiatan belajarnya hanya difokuskan di dalam kelas. Siswa tidak akan
berkembang baik dari segi kognitif,
afektif maupun psikomotoriknya karena tidak ada hal lain yang mereka jumpai di
dalam kelas kecuali guru, teman kelas, meja, kursi,dan perlengkapan kelas
lainnya.
Teknik pemanfaatan berkaitan dengan berbagai alternatif
cara yang ditempuh untuk memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran. Adapun
prosedur terkait dengan mekanisme atau langkah-langkah dilakukan dari mulai
tahap perencanaan (planning), pelaksanaan (implementation) dan penilaian
(evaluating). Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Proses pembelajaran lingkungan dan pemberdayaan sumber
daya manusia dapat terlaksana secara maksimal apabila dilakukan kegiatan
sosialisasi dan lokakarya terhadap guru-guru sekolah dasar.
1.2
Batasan Masalah
Media pembelajaran memiliki cakupan yang sangat luas,
penulis perlu melakukan pembatasan masalah dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Proses akademik yang dibahas berupa teknik dan
prosedur pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran.
2. Informasi akademik dirancang oleh penulis berbentuk
software dengan berpedoman pada beberapa sumber.
1.3
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana pentingnya aktivitas outdoor dalam
optimalisasi perkembangan anak?
2.
Bagaimana teknik
pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran SD?
3.
Bagaimana
prosedur pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran SD?
1.4
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan
untuk mengetahui dan mendeskripsikan;
1. Mengetahui tentang pentingnya aktivitas outdoor dalam
optimalisasi perkembangan anak.
2. Mengetahui pemanfaatan lingkungan sebagai media
pembelajaran SD.
3. Mengetahui prosedur pemanfaatan lingkungan sebagai
media pembelajaran SD.
1.5
Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat baik
secara teoretis maupun secara praktis.
Secara teoretis makalah ini berguna sebagai pengetahuan
dalam memanfaatkan lingkungan yang sesuai dengan pembelajaran di SD.
Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.
penulis, dalam membantu memaksimalkan lingkungan belajar yang belum
dikelola dengan baikdi SD;
2.
pembaca, untuk menambah
wawasan dan referensi mengenai teknik dan
prosedur pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran di SD.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Kajian Teoretis
2.1.1
Pengertian Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai wadah atau
lapangan terlaksananya proses belajar mengajar atau pendidikan. Darmodjo (1993:
135) mengemukakan “Lingkungan merupakan sarana belajar yang ekonomis”.
2.1.2 Pengertian
Teknik
Ludwig Von Bartalanfy (2010: 100) memaparkan bahwa teknik merupakan
seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur
tersebut dengan lingkungan.
2.1.3
Pengertian Prosedur
Mulyadi (2003: 156) mengemukakan bahwa prosedur adalah suatu kegiatan
klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu department atau lebih
yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang.
2.2
Pembahasan
Berdasarkan kajian teori di atas,
penulis menganalisis beberapa hal sebagai berikut.
2.2.1
Pentingnya Aktivitas Outdoor dalam Optimalisasi
Perkembangan Anak
Aktivitas
di luar ruangan atau outdoor dapat meningkatkan semua bagian perkembangan anak
karena melibatkan multi aspek perkembangan yang mengintegrasikan sensoris dan
berbagai potensi yang dimiliki anak. Hal ini termasuk perkembangan fisik, keterampilan
sosial, dan pengetahuan budaya, serta perkembangan emosional dan intelektual.
Kegiatan
mempelajari lingkungan dalam proses belajar dapat menarik perhatian siswa,
mengatasi kebosanan belajar, melatih kemandirian, bahan-bahan yang dapat
dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat,
meningkatkan prestasi belajar, serta dapat memupuk rasa cinta terhadap lingkungan.
2.2.2
Teknik Pemanfaatan Lingkungan
Teknik pemanfaatan berkaitan dengan berbagai
alternatif cara yang ditempuh untuk memanfaatkan lingkungan sebagai media
pembelajaran.
Teknik-teknik tersebut akan memberikan alternatif yang
paling tepat untuk dipilih sehinggapotensi lingkungan yang ada di sekitar
sekolah dapat dimanfaatkan secara optimal.
Jenis-jenis
kegiatan pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran dilakukan dengan dua
cara yaitu membawa siswa ke dalamlingkungan yang akan dipelajari dan membawa
lingkungan itu ke dalam kelas.
Memanfaatkan lingkungan dengan membawa siswa ke dalam
lingkungan misalnya denganmenggunakan kegiatan karyawisata, perkemahan, dan
pengamatan.
a. Kegiatan
karyawisata adalah kegiatan mengunjungi lingkungan yang akan dijadikan obyek
studi tertentu. Obyek studi itu tidak terbatas pada jarak sehingga bisa obyek
yang dekat dan jauh dari sekolah itu berada. Misalnya halaman sekolah, kebun
sekolah, organisasi kemasyarakatan di dekat sekolah, mengunjungi museum geologi,
kebun binatang, taman, dan sebagainya.
Karyawisata
harus mempertimbangkan kesiapan guru dan siswa.
Sebelum melaksanakan karyawisata, guru dan siswa perlu mempersiapkan
terlebih dahulu apa yang akan dilakukan, apa yang akan dipelajari, dan
bagaimana cara mempelajarinya. Terutama pada obyek kunjungan yang jauh dari
sekolah, perlu dipersiapkan kendaraan, biaya, kebutuhan panitia, dan sebagainya. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada akhir
semester atau akhir tahun ajaran agar tidak terlalu mengganggu kegiatan
pembelajaran.
b. Kegiatan
berkemah merupakan agenda kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh institusi-institusi
pendidikan di negara-negara maju. Berkemah termasuk aktivitas menguji ketahanan
fisik, mental, dan emosi dalam melatih kerja sama tim, tanggungjawab, serta
kepemimpinan. Siswa akan merasa senang apabila diajak untuk berkemah dan mereka
dapat lebih menghayati bagaimana keadaan alam yang sebenarnya seperti suhu
udara, iklim, suasana, pegunungan, dsb. Kegiatan berkemah di alam terbuka,
cocok untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan dasar-dasar pengetahuan
kealaman. Namun tetap memperhatikan waktu, tugas, dan keamanan.
c. Kegiatan
pengamatan atau survey yaitu mengunjungi obyek tertentu dalam mempelajari
proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan dan sebagainya yang relevan dengan
tujuan pembelajaran. Misalnya mengenal cara membuat satu jenis makanan ringan
yang sering dimakan siswa. Kegiatan belajar yang bisa dilakukan oleh siswa, di
antaranya siswa diminta untuk bertanya kepada pembuat makanan tersebut atau
siswa diminta melakukan pengamatan tentang cara membuat makanan ringan
tersebut. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas secara
besama-sama dalam melengkapi bahan pengajaran.
d. Proyek
pelayanan dan pengabdian pada masyarakat. Misalnya siswa membantu memberikan
pelayanan posyandu, perbaikan jembatan, jalan-jalan, kebersihan lingkungan, dan
sebagainya.
e. Night at
school adalah pintu gerbang untuk mengikuti asyiknya petualangan belajar.
Melalui kegiatan ini guru bisa menjalin kedekatan emosi dengan siswa. Tujuan
NAS adalah meningkatkan keberanian, kemandirian, dan tanggungjawab. Siswa menginap dan harus mengurus
dirinya sendiri karena terpisah dengan
orang tua. Tidak ada orang tua atau guru yang membantu. Namun dapat
membangun kedekatan antara siswa yang satu dengan yang lainnya.
f. Homestay,
program ini mengantarkan anak-anak berinteraksi dengan kehidupan yang sangat
berbeda dengan kesehariannya. Selama tiga hari siswa bukan hanya berpisah
dengan keluarga dan merasakan suasana keluarga baru, tetapi juga mengukuhkan
suasana pedesaan, mengolah kemampuan beradaptasi, dan menegakkan kemandirian.
Homestay
berbeda dengan piknik ke kampung wisata. Tiga sampai empat siswa dititipkan
selama dua malam tiga hari di rumah-rumah penduduk desa. Selain pertimbangan
vegetasi dan topografi yang bisa menjadi wahana belajar, tim survei juga
memastikan bahwa penduduk desa yang menjadi lokasi homestay bersedia menerima
dengan baik kehadiran siswa.
Cara lain untuk menjadikan lingkungan sebagai media pembelajaran bagi
siswa SD yaitu dengan membawa lingkungan ke kelas.
a.
Praktik lapangan dilakukan oleh siswa
untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya siswa SPG
diterjunkan ke sekolah dasar untuk melatih kemampuan sebagai guru di sekolah.
b.
Sekolah mengundang manusia sebagai
sumberuntuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya di hadapan siswa.
Misalnya mengundang salah seorang dokter untuk berbicara soal kesehatan atau
cara-cara pencegahan suatu penyakit kepada siswa di dalam kelas. Selain itu, mengundang
polisi untuk memberi penjelasan tentang cara berlalu lintas yang baik. Dokter
puskemas dan polisi tersebut merupakan manusia sumber (resource person).
Siswa dapat memperoleh informasi langsung dari sumber pertama dan guru dapat memperoleh informasi tersebut sebagai
bahan penunjang dalam menambah wawasan pengetahuan. Sebelum berbagi ilmu maka
harus mempersiapkan terlebih dahulu siapa yangtepat dijadikan nara sumber,
topik apa yang diminta untuk dibahas, kapan waktu yang tepat, dan bagaimana
menghubunginya, serta apa saja yang harus dilakukan oleh siswa.
2.2.3
Prosedur Pemanfaatan Lingkungan
Melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai
media pembelajarannya harus menempuh beberapa langkah dan tahapan penting yaitu
perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan langkah tindak lanjut sehingga
pemanfaatan lingkungan tersebut dapat dilaksanakan secara berkesinambungan
dalam pengembangan program pembelajaran di sekolah. Tanpa perencanaan yang
matang kegiatan belajar siswa tidak bisa terkendali, sehingga tujuan pengajaran
tidak tercapai.
a. Tahap perencanaan
Proses pembelajaran merupakan proses yang ditata dan
diatur sedemikian rupa menurutlangkah-langkah tertentu agar dalam
pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan.Pengaturan tersebut
biasanya dituangkan dalam bentuk persiapan atau perencanaan pembelajaran.Setiap
perencanaan selalu berkenaan dengan perkiraan atau proyeksi mengenai apa yang diperlukan
dan apa yang akan dilakukan.
Perencanaan pembelajaran dengan pemanfataan lingkungan
sebagai media pembelajaran berkenaan dengan perkiraan atau proyeksi mengenai
tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada. Dalam pelaksanaan pembelajaran
bersifat situasional, namun apabila perencanaan sudah disusunsecara matang,
maka proses dan hasilnya tidak akan terlalu jauh dari apa yang sudah direncanakan.
Kegiatan yang ditempuh dalam merancang pemanfaatan lingkungan
sebagai media pembelajaran di SD.
·
Menentukan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai siswa berkaitan dengan penggunaanlingkungan sebagai media
pembelajaran.
Tujuan
ini pada dasarnya berisi tentang berbagaikompetensi atau kemampuan yang diharapkan
dapat dicapai oleh siswa. Tujuandirancang secara spesifik dan operasional untuk
memudahkan dalam penilaian hasil belajar.
·
Menentukan obyek lingkungan yang akan
dipelajari atau dikunjungi.
Kegiatan
pembelajaran mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan
kemudahan-kemudahan dalam menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran di
SD.
Jarak
yang harus ditempuh diupayakan tidak terlalu jauh. Lokasi media pembelajaran
lingkungan yang terlalu jauh dikhawatirkan bisa menyebabkan kelelahan pada diri
siswa dan memerlukan persiapan yang cukup matang.
Waktu
yang tersedia diupayakan tidak terlalu lama agar tidak mengganggu keperluan
yang lainnya dan biaya diupayakan ditekan sekecil mungkin.
Guru
harus menjaga keamanan siswa yang sedang melakukan kegiatan. Faktor keamanan
ini menjadi penting bagi sekolah yang lokasinya berdekatan dengan tempat-tempat
yang cukup membahayakan siswa. Misalnya sekolah yang dekat dengan jalan raya, lintasan
kereta api, terminal, daerah aliran sungai, kolam, dan sebagainya.
Ketersediaan
media pembelajaran lingkungan yang akan dipelajari harus dalam keadaan baik.
Sehingga guru SD perlu memiliki catatan mengenai berbagai media pembelajaran
yang tersedia di lingkungan sekitar.
·
Guru harus merumuskan cara belajar
atau bentuk-bentuk kegiatan yang harus dilakukan siswa selama mempelajari media
pembelajaran lingkungan. Misalnya saja siswa diminta untuk mengamati sesuatu,
mencari benda-benda, menggambar, menirukan, mengikuti petunjuk guru,
ataubentuk-bentuk kegiatan lainnya yang sesuai untuk siswa SD. Selain itu, apabila dilakukan
pengelompokkan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (4-5 orang) dan setiap
kelompok diberi tugas khusus. Hal ini akan menumbuhkan dan melatih kerja sama dalam
kelompok serta dapat memperluas wawasan siswa.
·
Guru harus menyiapkan hal-hal yang
sifatnya teknis. Hal ini menentukan keberhasilan dalam memanfaatkan lingkungan
sebagai media pembelajaran. Misalnya pembuatan tata tertib kegiatan yang harus
dipatuhi siswa selama mengikuti kegiatan, P3K, serta perlengkapan-perlengkapan
yang harus dibawa masing-masing siswa.
·
Guru harus
menyiapkan perijinan lokasi tempat pembelajaran berlangsung.
·
Panduan guru dalam penilaian hasil
pembelajaran perlu menyiapkan semacam
alat atau instrumen penilaian. Hal ini dapat berupa daftar cek, lembar
observasi, catatan kejadian, dan sebagainya.
Perencanaan kegiatan belajar dengan memanfaatkan
lingkungan sebagai media pembelajaran dapat dikemas dalam bentuk matrik atau
naratif.
Perencanaan kegiatan dalam bentuk matrik
biasanya disajikan dalam bentuk tabel sedangkan perencanaan bentuk naratif
dalam bentuk cerita.
Perencanaan
Pemanfaatan Lingkungan
Sebagai
Media
Pembelajaran
Tujuan
|
Jenis Kegiatan
|
Tempat Kegitan
|
Bentuk Kegiatan
|
Waktu
|
Ket
|
Siswa diharapkan mengenal tiga
jenis
tumbuhan
yang memiliki bentuk
daun menyerupai tangan.
|
Karya-
Wisata.
|
Kebun sekolah.
|
1. Guru menyampaikan rencana belajar yang akan dilaksanakan
2. Kelas dibagi menjadi 4
kelompok
kecil, masing-masing
kelompok
terdiri atas 4-5 orang.
3. Kelompok
diberi tugas yang sama yaitu
mencari tiga jenis tumbuhan yang
memiliki daun menyerupai tangan (daun pepaya, daun singkong,daun tomat, dsb.)
4. Membuat Laporan
|
45 menit
|
Orang tua mengetah-ui rencana
kegiatan.
|
b. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk menerapkan apa
yang telah direncanakan. Padalangkah ini segala sesuatu yang telah dirancang
dalam perencanaan kegiatan belajar mengajardengan memanfaatkan lingkungan
sebagai media pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tujuanyang telah
dipersiapkan.
Kegiatan
belajar diawali dengan penjelasan petugas mengenai objek yangdikunjungi. Jika
objek yang dikunjungi berlokasi di dalam sekolah maka guru dapat langsung
membimbing siswa untuk melakukan kegiatan. Dalam penjelasan ini, siswa dapat
mengajukan berbagai pertanyaan yang sifatnya masihumum melalui kelompok
masing-masing.
Siswa diminta untuk mencatat segala informasi yang disampaikan
oleh petugas sehingga pada saat akan melakukan kegiatan untuk memperoleh
informasi yang lebih banyak mengenai objek yang dikunjungi tidak mengalami kesulitan.
Siswa melihat, mengamati objek yang dipelajari, dan
dapat bertanya, serta mendikusikan hasil-hasil belajarnya dengan kelompok untuk
lebih melengkapi dan memahami materi yang dipelajarinya. Kunjungan diakhiri
dengan ucapan terimakasih kepada petugas dan pimpinan objek kunjungan tersebut.
c.
Tahap penilaian
Penilaian merupakan upaya
untuk menentukan sejauhmana tujuan-tujuan pembelajaranmelalui pemanfaatan
lingkungan sebagai media pembelajaran itu tercapai dengan baik, efektifdan
efisien. Dalam kegiatan penilaian ini tiap kelompok menyajikan laporan
kelompok. Kemudian kelas merumuskan hasil-hasil kunjungan dan biasanya juga ada
masalah-masalah yang perlu dijawab serta dipecahkan secara bersama-sama.
Siswa menilai hasil
kunjungan mereka dan guru menilai kemajuan belajar siswa dengan dilaksanakannya
kegiatan kunjungan tersebut. Guru juga dapat menyimpulkan dan meminta
kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar tersebut.
Pemanfaatan lingkungan
sebagai media pembelajaran banyak manfaatnya baik dari segi motivasi belajar,
aktivitas belajar siswa,kekayaan informasi yang diperoleh siswa, hubungan
sosial siswa, pengenalan lingkungan, serta sikap dan apresiasi siswa terhadap
kondisi sosial yang ada di sekitarnya.
2.2.4
Environmental Education for Kids
Children’s appreciation for nature
develops at a young age, so begin environmental education for kids as early as
possible. They watch and imitate the attitudes and actions of the adults around
them towards living things. Kids need to learn about nature through real
interaction and not from filling out stacks of worksheets about nature.
Once children have had opportunities
to investigate what you bring, they’re motivated to ask questions, to take their
ideas where they want and motivated to complete projects designed to share
their new knowledge. When children have the opportunity to be outside, they’ll
investigate, ask questions, and explore without teacher led experiences. There
are many opportunities for developing literacy, math and science skills when
kids are outdoors.
Apresiasi
anak-anak alam berkembang di usia muda, sehingga mulai pendidikan lingkungan
untuk anak-anak sedini mungkin. Mereka menonton dan meniru sikap dan tindakan
dari orang dewasa di sekitar mereka terhadap makhluk hidup. Anak-anak perlu
belajar tentang alam melalui interaksi yang nyata dan bukan dari mengisi
tumpukan lembar kerja tentang alam.
Setelah
anak-anak memiliki kesempatan untuk menyelidiki apa yang dibawa, siswa termotivasi untuk
mengajukan pertanyaan, untuk mengambil ide-ide mereka di mana mereka ingin dan termotivasi untuk
menyelesaikan proyek-proyek yang dirancang untuk berbagi pengetahuan. Ketika
anak-anak memiliki kesempatan untuk berada di luar, mereka akan menyelidiki,
mengajukan pertanyaan, dan mengeksplorasi tanpa pengalaman guru dipimpin. Ada
banyak kesempatan untuk mengembangkan literasi, matematika dan keterampilan
ilmu ketika anak-anak berada di luar ruangan.
BAB III
SIMPULAN
DAN SARAN
3.1
Simpulan
Lingkungan belajar sebagai salah satu media pembelajaran di SD dapat
meningkatkan perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik anak. Teknik pemanfaatan
lingkungan dapat melalui kegiatan karyawisata, berkemah, survey, pengabdian
pada masyarakat, night at school, homestay, praktik lapangan, manusia sumber,
dan sebagainya.
Dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai
media pembelajarannya harus menempuh beberapa langkah dan tahapan penting yaitu
perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan langkah tindak lanjut sehingga
pemanfaatan lingkungan tersebut dapat dilaksanakan secara berkesinambungan
dalam pengembangan program pembelajaran di sekolah dasar.
3.2
Saran
Pendidik harus lebih meningkatkan kreativitasnya dalam
membuat metode yang menarik agar siswa tertarik untuk belajar meskipun harus
menggunakan media lingkungan. Karena media lingkungan selain memberikan
pengetahuan pada siswa, juga dapat memperkuat kepedulian terhadap lingkungan
dan masyarakat.
Selain itu, perlu adanya pertimbangan-pertimbangan
kegiatan edukatif dalam mengisi pembelajaran di lingkungan masyarakat. Serta
tidak diperkenankan menguntungkan salah satu pihak dalam acara yang
diselenggarakan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad
Azhar. (1997). Media Pembelajaran.
Jakarta: PT.Grafindo Persada. Arsyad, Azhar. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Assumuri, Atini. (2015). Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar. [Online]. Tersedia: https://zatinutiny.wordpress.com/2014/12/19/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-2/. [26 Maret 2017].
Hernawan,
A. H. et al. (2009). Media Pembelajaran
SD. Bandung: UPI Press.
Mariyana,Rita.
(2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar.
Jakarta: Kencana.
Moha, Hatim. (2015). “Pemanfaatan Lingkungan sebagai
Sumber Belajar pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN 13 Kabila Kabupaten Bone
Bolango”. Hatim Moha 2. (5). 30-42.
Susilana, R. dan Riyana, C. (2009). Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.
Roso. (2010). “Pemanfaatan Media Lingkungan untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS”. Geo
Tadulako 3. (6). 31-39.
Teasley,
S.D. (2009). “Enviromental Education for Kids”. Computers and Education 53. (5). 686-694.
Yonanda, Erick. (2012). Penggunaan Lingkungan sebagai Media. [Online]. Tersedia: http://erickyonanda.blogspot.co.id/2012/07/penggunaan-lingkungan-sebagai-media_31.html. [26 Maret 2017].
LAMPIRAN
Pertanyaan
- Ika = kelebihan dan kekurangan belajar di luar kelas?
- Fithri = Tempat seperti apa yang bisa digunakan untuk belajar di luar sekolah.
- Nida= Adakah hambatan saat melakukan pembelajaran di luar ruangan?
Jawaban
- Kelebihan
- Pikiran menjadi jernih.
- Sistem pembelajaran terasa lebih menyenangkan.
- Sistem pembelajaran menjadi real.
- Pembelajaran menjadi lebih kreatif.
- Siswa berpengetahuan luas.
Kekurangannya
:
- Siswa menjadi kurang fokus
- Pengelolaan siswa menjadi sulit
- Waktu banyak tersita.
- Bimbingan guru harus lebih intensif.
2. Tempat
yang nyaman, memiliki nilai edukasi, aman, tidak terlalu jauh, suasananya
kondusif, tidak terlalu ramai.
3.
Hambatannya:
- Dari segi izin orang tua.
- Kesiapan siswa.
- Jarak
- Alat transportasi
- Keuangan
- Kefokusan siswa saat belajar.
- Pengelolaan siswa menjadi sulit
- waktu banyak tersita.
- bimbingan guru harus lebih intensif.
- Keamanan